Sabtu (02/11), area parkir di depan gedung Jendral Besar H. Muhammad Soeharto tampak berjubel. Puluhan mahasiswa mengerubungi orang yang menggenakan kepala singa dengan hiasan bulu merak (reog). Melenggak-lenggok, diringi musik tradisional dan beberapa aktor lainnya. Penonton antusias, melihat lenggak-lenggok reog menari. Pertunjukan reog dari paguyuban singobarong ini berlangsung hampir satu jam.
Acara ini merupakan salah rangkaian kegiatan Festival Budaya 2013 yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Humaniora. Fuad Hasan, selaku ketua pelaksana mengungkapkan, pihaknya menampilkan reog dengan tujuan agar kaum muda mengenal terhadap budaya negeri ini yang hampir punah, dan yang sempat diakui sebagai budaya negara lain.
Tahun 2007 silam, tari reog ini sempat diklaim oleh Malaysia. Akhirnya pemerintah Indonesia berupaya mendaftarkan reog ke UNESCO sebagai warisan budaya nasional Indonesia, setelah diakui negara lain.
Aksi selanjutnya dilanjutkan dengan pertunjukan tarian tradisional dari beberapa daerah. Berbagai macam tarian dipertontonkan, seperti tarian asli Jogjakarta, Bali, Jambi, Papua, Maluku, dan lain sebagainya. Fuad menjelaskan, peserta festival ini adalah mahasiswa baru 2013 Fakultas Humaniora, mulai dari jurusan Bahasa Sastra Inggris (BSI), Bahasa Sastra Arab (BSA), dan Pendidikan Bahas Arab (PBA). Total jumlahnya mencapai 11 peserta.
Berbagai budaya Indonesia diperkenalkan dalam festival ini. Hal ini dilakukan untuk membudayakan budaya bangsa sendiri. “Acara ini adalah untuk membudayakan budaya lokal Indonesia, saya harap mahasiswa mampu mengenal lagi dan menjaga kelestarian budaya kita,” ujar Fuad.
[Penulis: Salis Fahrudin | Editor: Rachmad Imam Tarecha]
REPOST dilakukan karena hilangnya data saat terjadi kesalah teknis pada update database 26 November 2013, posting asli 2 November 2013, tim digital forensik inovasi]
2013 fakultas humaniora festival budaya UIN Malang
Last modified: 18 Juli 2022
