Written by Reza Adelia Luthfiana Azizah 23:39 Berita Kampus

Solidaritas untuk Penyintas

Aksi kepedulian terhadap tiga mahasiswi penyintas kekerasan seksual dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dilaksanakan di Kafe Pustaka Universitas Negeri Malang (UM), Selasa malam (21/5). Acara ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa, seniman, dan aktivis laki-laki serta perempuan yang tergabung dalam Aliansi Mahasiwa Malang (AMM). Berbagai penampilan seni seperti musikalisasi puisi, penampilan musik, dan pementasan drama yang menggambarkan kronologi kasus penyintas berhasil meramaikan acara tersebut. Selain diisi oleh penampilan seni, acara diakhiri dengan menulis surat dukungan kepada penyintas kekerasan seksual.

Dinda Ayu Taufani Mahardika, mahasiswi Politeknik Negeri Malang yang turut hadir dalam acara ini mengaku gembira lantaran adanya ruang publik yang dapat digunakan dalam aksi kepedulian terhadap penyintas. “Ya walaupun kita gak tau siapa penyintasnya dan gak kenal. Tapi, sebagai manusia tentunya harus peduli terhadap penyintas walau dengan hal-hal kecil seperti ini,” ujar Dinda.

Aksi kepedulian terhadap penyintas kekerasan seksual ini dilakukan untuk menyikapi adanya laporan tirto.id tentang dosen predator Fakultas Psikologi di UIN Maliki Malang. Selain laporan dari tirto.id, pers mahasiswa UAPM Inovasi juga mempublikasikan laporan kekerasan seksual yang dilakukan oleh dosen di Fakultas Humaniora.

Selain bentuk kepedulian terhadap penyintas kekerasan seksual, Mas Maula Loh Maula Al Ghozali, selaku penanggung jawab acara menjelaskan, acara yang diinisiasi oleh AMM ini juga merupakan upaya perlawanan terhadap pelaku. “Melawan pelaku dengan menguatkan korban dengan cara-cara yang lembut seperti kesenian, musik dan puisi,” jelasnya.

Al-Ghozali menambahkan, dengan adanya acara semacam ini ia berharap dapat memotivasi penyintas-penyintas lain untuk berani bersuara. “Semakin banyak yang berpartisipasi dalam acara malam solidaritas ini maka penyintas yang sudah terungkap maupun belum terungkap akan speak up ketika mengalami kekerasan seksual. Hal ini berlaku baik yang ada di dalam UIN ataupun luar UIN,” ucap mahasiswa jurusan manajemen UIN Maliki Malang ini.

Dalam upaya memotivasi penyintas untuk berani bersuara, AMM berinisiasi untuk memberi dukungan terhadap penyintas melalui surat. Setiap individu yang hadir dalam acara tersebut diwajibkan menulis surat dukungan yang nantinya akan dikirimkan ke penyintas.

Dinda yang juga menulis surat dukungan berharap agar penyintas tetap semangat. “Semoga teman-teman penyintas tetap semangat, kuat, terus juga jangan lupa kalo kalian itu gak sendiri di sini. Kita sayang sama teman-teman penyintas. Kita harus lawan pelaku dan kuatkan penyintas,” pungkas Dinda. []


(Visited 25 times, 1 visits today)

Last modified: 26 Mei 2019

Close