Written by Wahyu Bagus Setyo Pambudi 17:08 Berita, Berita Kampus • 4 Comments

Alur Kusut Lomba Pengendalian Gratifikasi Yang Tidak Jelas Pemenangnya

Kompetisi Video dan Poster yang diadakan oleh Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UIN Malang dirasa bermasalah bagi peserta lomba yang sudah menyetorkan karyanya. Pasalnya, batas waktu pengumpulan karya lomba tersebut terbilang sudah cukup lama yakni tanggal 1 April 2023 lalu, sedangkan sampai saat ini pengumuman pemenang lomba masih belum ada kejelasan dari pihak penyelenggara.

Para peserta lomba mengeluhkan kejadian ini. Tedy Muhromi, peserta lomba, mengaku telah mencoba menanyakan pengumuman pemenang lomba melalui akun Instagram @upg_uinmalang, namun tidak ada respon terkait pertanyaan tersebut. “Saya udah cari di website [upg.uin-malang.ac.id] gak ada info, ya satu-satunya cara ya saya DM [Direct Message], terus gak dibales, gak ada respon sampe sekarang. Saya DM dua kali ga ada respon,” ceritanya.

Poster Kompetisi Video dan Poster yang diunggah di akun UPG UIN Malang

Risal Hilmy, juga salah satu peserta lomba yang lain merasa kecewa terhadap pihak UPG UIN Malang. Pasalnya dengan kejadian ini, UPG, sebagai lembaga yang mampu dipercaya untuk mengatasi kasus gratifikasi, seperti suap-menyuap, justru menimbulkan ketidakpercayaan kepada Lembaga tersebut. “Dari kejadian ini tuh malah menyebabkan sebuah keragu-raguan,” ungkap Hilmy, menanggapi kasus perlombaan yang tidak jelas tersebut.

Pihak UPG sendiri juga mengalami kebingungan terkait teknis penilaian lomba. Pasalnya lomba yang diselenggarakan UPG ini ternyata hanya memiliki dua peserta lomba saja. Ketua UPG UIN Malang, Khoirul Hidayah mengatakan dirinya bingung untuk menentukan siapa pemenang dari lomba ini, karena minimnya partisipasi dari peserta. “Aku lak yo bingung kan, wong seng nganu [daftar] mek titik tok.. kalo nggak salah sampe deadline itu yang daftar cuma 1 atau 2 tok. Mau tak kasih menang yoo yaopoo,” terang Khoirul.

Baca Juga: Catatan Akhir Tahun: Replika Mahasiswa Mental Hamba

Berbahagialah kalian yang dapat kesempatan kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Entah ini mitos atau fakta, yang jelas saya pernah pura-pura jihad hompimpah dengan tiga sahabat saya. Antara UB, UM dan UIN, alhasil saya, yang mewakili UIN, menang mutlak 3-0. Dengan terpaksa senang hati, kami bertiga mengerutkan dahi hingga kedua alis menyatu mencari poin kebanggaan menjadi mahasiswa UIN. Barangkali ada khilaf, mohon maklum karena kami sama seperti kalian; mahasiswa mental hamba.

Lebih lanjut, Khoirul Hidayah juga menjanjikan akan memberikan voucher belanja kepada peserta lomba senilai Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebagai ganti dari hadiah perlombaan. “Nanti kalo ada yang tanya tak kasih voucher seket ewuan [lima puluh ribu] ae aku bilang gitu.. atau seratus ribuan-kan lumayan ya, dapet jajan-jajan. lha mau menilai ya gimana.. kan gitu,” pungkasnya.

Hilmy juga berharap apa yang telah diselenggarakan seharusnya berjalan sesuai dengan ketentuan yang tertera. Dalam hal ini, UPG seharusnya bertindak professional sesuai dengan identitas Lembaga itu sendiri, “jadi [kalau misal] ada cara melaporkan suap menyuap itu bisa sama Google Form. ‘Kamu melaporkan… ya yang dilaporno yo UPG itu sendiri’,” sindirnya.

Editor: Ajmal Fajar Sidiq

(Visited 248 times, 1 visits today)

Last modified: 21 Juni 2023

Close