Kompetisi Video dan Poster yang diadakan oleh Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UIN Malang dirasa bermasalah bagi peserta lomba yang sudah menyetorkan karyanya. Pasalnya, batas waktu pengumpulan karya lomba tersebut terbilang sudah cukup lama yakni tanggal 1 April 2023 lalu, sedangkan sampai saat ini pengumuman pemenang lomba masih belum ada kejelasan dari pihak penyelenggara.
Para peserta lomba mengeluhkan kejadian ini. Tedy Muhromi, peserta lomba, mengaku telah mencoba menanyakan pengumuman pemenang lomba melalui akun Instagram @upg_uinmalang, namun tidak ada respon terkait pertanyaan tersebut. “Saya udah cari di website [upg.uin-malang.ac.id] gak ada info, ya satu-satunya cara ya saya DM [Direct Message], terus gak dibales, gak ada respon sampe sekarang. Saya DM dua kali ga ada respon,” ceritanya.
Risal Hilmy, juga salah satu peserta lomba yang lain merasa kecewa terhadap pihak UPG UIN Malang. Pasalnya dengan kejadian ini, UPG, sebagai lembaga yang mampu dipercaya untuk mengatasi kasus gratifikasi, seperti suap-menyuap, justru menimbulkan ketidakpercayaan kepada Lembaga tersebut. “Dari kejadian ini tuh malah menyebabkan sebuah keragu-raguan,” ungkap Hilmy, menanggapi kasus perlombaan yang tidak jelas tersebut.
Pihak UPG sendiri juga mengalami kebingungan terkait teknis penilaian lomba. Pasalnya lomba yang diselenggarakan UPG ini ternyata hanya memiliki dua peserta lomba saja. Ketua UPG UIN Malang, Khoirul Hidayah mengatakan dirinya bingung untuk menentukan siapa pemenang dari lomba ini, karena minimnya partisipasi dari peserta. “Aku lak yo bingung kan, wong seng nganu [daftar] mek titik tok.. kalo nggak salah sampe deadline itu yang daftar cuma 1 atau 2 tok. Mau tak kasih menang yoo yaopoo,” terang Khoirul.
Baca Juga: Catatan Akhir Tahun: Replika Mahasiswa Mental Hamba
Berbahagialah kalian yang dapat kesempatan kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Entah ini mitos atau fakta, yang jelas saya pernahpura-purajihad hompimpah dengan tiga sahabat saya. Antara UB, UM dan UIN, alhasil saya, yang mewakili UIN, menang mutlak 3-0. Denganterpaksasenang hati, kami bertiga mengerutkan dahi hingga kedua alis menyatu mencari poin kebanggaan menjadi mahasiswa UIN. Barangkali ada khilaf, mohon maklum karena kami sama seperti kalian; mahasiswa mental hamba.
Lebih lanjut, Khoirul Hidayah juga menjanjikan akan memberikan voucher belanja kepada peserta lomba senilai Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebagai ganti dari hadiah perlombaan. “Nanti kalo ada yang tanya tak kasih voucher seket ewuan [lima puluh ribu] ae aku bilang gitu.. atau seratus ribuan-kan lumayan ya, dapet jajan-jajan. lha mau menilai ya gimana.. kan gitu,” pungkasnya.
Hilmy juga berharap apa yang telah diselenggarakan seharusnya berjalan sesuai dengan ketentuan yang tertera. Dalam hal ini, UPG seharusnya bertindak professional sesuai dengan identitas Lembaga itu sendiri, “jadi [kalau misal] ada cara melaporkan suap menyuap itu bisa sama Google Form. ‘Kamu melaporkan… ya yang dilaporno yo UPG itu sendiri’,” sindirnya.
Editor: Ajmal Fajar Sidiq
gratifikasi lomba UIN Malang upg
Last modified: 21 Juni 2023
Dear Mas Wahyu dan Mas Editor Inovasi
Masukan untuk kawan-kawan Inovasi. Dalam membuat berita reportase untuk ke depannya yang lebih baik lagi ya. Bahasanya tidak copas dari informan, tapi harus diperbaiki lagi untuk mudah dibaca publik. Sebelum di upload harus diedit lagi yang baik ya, karena Inovasi membawa nama baik lembaga UIN Malang. Tentunya pesan yang disampaikan juga harus menunjukkan kebaikan lembaga. Kritik harus disampaikan dengan cara santun untuk kebaikan lembaga.
Terimakasih masukkannya. Kami dalam melakukan reportase sudah berpedoman dengan kode etik yang sudah ada, dan untuk kutipan memang harus sesuai dengan yang disampaikan oleh narasumber, karena kami menyampaikan fakta. Apabila ada peliputan dari kami yang merugikan, kami melayani hak jawab.
Dear Editor
Coba dipahami tentang lembaga UPG ya..sepertinya reporter dan editor masih belum paham dengan lembaga UPG. Statement yang anda buat di bawah ini, adalah keliru. Karena konsep pelaporan suap meyuap bukan tugas UPG tapi di lembaga Whistleblowing System. Jadi jika ada hasil wawancara perlu diverifikasi dulu….Jadi editor dan reporter jangan asal menulis, tapi juga harus paham dengan obyek yang ditulis. Kita semua saling belajar ya, membuat berita sekaligus memberikan pendidikan pada publik untuk memberikan kepahaman yang baik dan benar. Tetap semangat ya… semoga Inovasi tetap terus belajar menulis dan membuat reportase yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Hilmy juga berharap apa yang telah diselenggarakan seharusnya berjalan sesuai dengan ketentuan yang tertera. Dalam hal ini, UPG seharusnya bertindak professional sesuai dengan identitas Lembaga itu sendiri, “jadi [kalau misal] ada cara melaporkan suap menyuap itu bisa sama Google Form. ‘Kamu melaporkan… ya yang dilaporno yo UPG itu sendiri’,” sindirnya.
Terima kasih atas informasi berita yang ditulis, perlu digarisbawahi sekaligus klarifikasi bahwa berita yang dibuat silahkan ditunjukkan netralitas dan perimbangan.
1. Bahwa Dalam hal ini issue utama yang diangkat adalah pengumuman lomba, dimana tidak ada kaitan profesionalisme pelaporan gratifikasi.
2. Dari panitia menyampaikan permintaan maaf kepada pihak yang merasa dirugikan. Namun bisa dilihat bahwa pengumuman pada poster yang tersebar tidak ada penyebutan panitia mengumumkan kapan,
3. Paniti memerlukan waktu untuk mencari jalan tengah karena perlombaan diluar dugaan, dimana hanya ada dua pengirim berupa 1 video dan 1 poster.
4. Dari 2 peserta pengirim poster dan video tersebut kami akhirnya memberikan apresiasi kepada para pengirim, sebagai penghargan, karena tidak tercapai daftar nominee yang diharapkan.
5. Saran untuk editor silahkan
berikan berita sesuai dengan kaidah jurnalistik dimana menekankan netralitas dan keberimbangan. Berita Ini kebanyakan kutipan yang diungkap tanpa ulasan fakta SOP perlombaan yang ditulis oleh penulis ya.. Terima kasih