Written by Wahyu Bagus Setyo Pambudi 19:14 Berita Kampus, Straight News

Format Baru Maliki Fest 2023, Beberapa UKM Merasa Kurang Dilibatkan

Sabtu (30/09) – Beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UIN Maliki Malang merasa kurang dilibatkan dalam perancangan format Maliki Fest 2023. Hal itu dikarenakan format acara yang disosialisasikan pada 14 Agustus 2023 oleh pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U) tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Maliki Fest kali ini turut melibatkan Organisasi Daerah (Orda) dalam acara puncaknya dan terdapat lomba-lomba yang bersifat fakultatif hingga bazar UMKM bagi mahasiswa dalam rangkaian kegiatannya. Padahal, acara yang terakhir diselenggarakan pada 2019 tersebut lebih memfokuskan kepada pengenalan UKM yang ada di UIN Maliki Malang melalui lomba-lomba yang sesuai dengan setiap bidang UKM.

Rambut Tidak Bersalah: Cerita Mahasiswa Gondrong yang Masih Menyayangkan Stigma atas Rambutnya

Sebut saja, Mahasiswa dari Teknik Arsitektur Farid Faran Azami mengatakan banyak yang menilai dirinya hanya dengan melihat rambut gondrongnya, bukan dari kesehariannya. Banyak yang menilai dia hanya karena rambutnya gondrong. Bukan karena sikap, atau kesehariannya. Bahkan ia pernah mendapat cap anak broken home karena rambutnya gondrong. ”oh, ini dari keluarga broken home, anak tangga bener.

Mengingat, Maliki Fest sudah mulai ada sejak tahun 2015 hingga 2019. Kegiatan tersebut adalah program rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Forum UKM Bersama (FUB) UIN Maliki Malang dengan anggaran yang langsung berasal dari Warek III. Akan tetapi, pada tahun ini acara yang biasa dikelola UKM itu, kini diurus oleh DEMA-U. Lebih tepatnya, Maliki Fest 2023 masuk dalam program kerja Kementerian Sumber Daya Mahasiswa (KESDM) DEMA-U 2023.

M. Taqiyuddin Hanif, selaku Ketua UKM Teater Komedi Kontemporer (TK2) mengaku kurang nyaman dengan perubahan format acara tersebut. “Sebelumnya kanMaliki Fest dipegang FUB (Forum UKM Bersama) itu brandingnya kanUKM, dari Warek III [Bidang Kemahasiswaan]. Brandingnya UKM, [melalui] lomba-lomba gitu. Kok tiba-tiba diambil sama DEMA-U, kok gak ada persetujuan dari UKM-UKM juga. Cuma langsung diajak sosialisasi gitu. Gak ngonsep bareng gitu lah. Kalau ngonsep bareng its ok lah.” ucap Kai, panggilan lapangannya ketika dimintai keterangan di Galeri TK2 (26/09).

Senada dengan Kai, Ervina Levi Astutik, selaku ketua UKM Simfoni merasa kurang terwakili dengan acara Maliki Fest kali ini. Ia juga menyoroti terkait tidak adanya perumusan susunan kepanitiaan dan format acara ini dengan para UKM.“Ya kalau itu memang diambil oleh DEMA-U, ya udah, tinggal dikasih aja kolaborasi sama FUB juga gitu, gak serta-merta diambil alih,” ujarnya (26/09).

Apa yang dikatakan Ervina berhubungan dengan keputusan yang ada dalam rapat sosialisasi yang dilakukan oleh DEMA-U dengan perwakilan UKM yang hadir pada 14 Agustus 2023. Pada saat itu, pihak DEMA-U yang diwakilkan oleh KESDM sudah mempersiapkan rancangan format acara Maliki Fest 2023, termasuk sudah menetapkan Luthfi Dharmawan, Ketua KESDM sebagai Ketua Panitia acara ini.

Tidak Lagi Sama

Mangun Karso, mahasiswa angkatan 2019 yang juga anggota UKM TK2 menceritakan pada 2019 silam, mahasiswa  diwajibkan untuk mengikuti UKM “Saya pernah baca itu statement-nya [caption postingan instagram] itu, mahasiswa wajib ikut UKM!” ucapnya. Pada Maliki Fest 2019 pula, setiap UKM juga membuat lomba yang di mana masing-masing Mabna wajib mendelegasikan pesertanya untuk mengikuti lomba yang disediakan. “Jadi setiap UKM itu membuat lomba, terus [setiap] Mabna itu diwajibkan mengikuti [lomba],” tambah Mangun. Pada saat itu, jika terdapat mabna yang tidak mendelegasikan, maka akan dikenakan sanksi dari pihak kampus.

Pembukaan Maliki Fest 2019 oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan. Dalam sambutannya, ia menekankan mahasiswa baru UIN Maliki Malang untuk aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Foto: instagram/UIN Maliki Malang

Luthfi Dharmawan, Ketua KESDM menjelaskan alasan DEMA-U memegang kendali Maliki Fest pada tahun ini. Anggaran Maliki Fest yang sebelumnya berasal dari Warek III tidak cair sejak pandemi Covid-19 berlangsung. “Anggarannya gak turun juga untuk yang ke FUB itu,” jelasnya. Dengan tidak cairnya dana tersebut ke FUB, maka pihak DEMA-U berkeinginan untuk membuat suatu kegiatan yang bisa bermanfaat bagi Mahasiswa dengan mengadakan festival bagi Mahasiswa juga. “Cuma kita memang tidak mendapatkan anggaran dari Warek III, jadi ini pure dari dana DIPA [Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran] lembaga kami [DEMA-U] dan dari sponsorship dan juga pemasukan lomba-lomba,” lanjut Luthfi yang juga sekaligus Ketua Panitia Maliki Fest tahun ini ketika ditemui di Kantor DEMA-U (27/09).

Mahasiswa Keluhkan Ketidakbersihan Gedung Student Center (SC)

Dewi Mashithoh, mahasiswi jurusan Hukum Bisnis Syariah (HBS) UIN Malang, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebersihan Gedung Student Center (SC). “Kotornya SC terutama di pojok-pojok gedung, barang-barang berserakan kayak gak ada gudang,” ungkap Dewi. Menurutnya, kondisi Gedung SC yang kotor sangat mengganggu aktivitas para anggota UKM. Terlebih, Gedung SC menjadi gedung utama tempat mahasiswa berkegiatan di UKM.(21/11)

Total biaya yang dikeluarkan untuk acara Maliki Fest tahun ini mencapai 58 juta rupiah. Hal tersebut sudah mencapai total dengan persentase 35% berasal dari DIPA DEMA-U dan yang 65% berasal dari sponsorship dan uang perlombaan. “Jadi kalau diartikan kita mengambil alih dari FUB sebenernya tidak, kecuali anggarannya dari apa yang sudah dianggarkan FUB sebelumnya [anggaran dari Warek III], itu bisa dikatakan kita mengambil hak alih, tapi ini kan kita mengadakan sendiri, uang dari lembaga kami sendiri dari sponsorship dan pemasukan dari perlombaan, begitu,” pungkasnya. []

Reporter : Wahyu Bagus Setyo Pambudi

Editor : Wildan Firdausi

(Visited 157 times, 1 visits today)

Last modified: 30 September 2023

Close