Kampanye dialogis dan debat kandidat calon ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Dema-U) telah diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (BANWASLU) pada Selasa (20/02) di depan gedung Sport Center. Kampanye dialogis dengan kandidat nomor satu bernama Rhesa Ardiansyah dan nomor dua bernama M Naufal Ardiansyah. Seperti kampanye setiap tahun, kampanye dialogis dan debat ini memaparkan visi misi dan program kerja (proker) dari setiap kandidat. Namun, beberapa mahasiswa masih ada yang tidak tahu tentang visi misi, fungsi dan proker dari setiap kandidat.
Titi Nur Afifah, mahasiswi PGMI semester empat yang juga sebagai rakyat UIN Malang mengatakan bahwa calon kandidat Dema-U tidak diketahuinya. Selama dua tahun di UIN Malang ini ia mengaku tidak tahu fungsi dan proker dari Dema-U. “Wah kalau masalah fungsi dan proker DEMA-U saya tidak tahu. Tahunya ya kepanjangannya saja yaitu Dewan Eksekutif Mahasiswa,” tutur Titi. Begitu pula dengan Sabrina, mahasiswi baru jurusan Hukum Bisnis Syariah yang dihubungi lewat aplikasi berbalas pesan ini mengaku bahwa ia tidak tahu fungsi dari Dema-U.
Sependapat dengan Titi dan Sabrina, Amri mahasiswa jurusan Pendidikan IPS juga mengalami hal yang sama. Dia mengaku tidak tahu proker dan tidak paham apa fungsi dari Dema-U. “Yang saya tahu, proker yang real yang we can see it cuma orientasi mahasiswa baru” jawab Amri. Amri mempertanyakan program kerja yang dilakukan oleh Dema-U “Kalau Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) memang sudah agenda tahunan. Sebenarnya apa saja proker–proker dari Dema-U? Prokernya gak jelas. Tidak ada proker yang umum, seperti dies natalis universitas,” imbuh Amri.
Berdasarkan dengan data polling dari INOVASI yaitu sebanyak 36,9% mengaku tidak mengetahui fungsi dari Dema-U. Fungsi dari Dema-U yang mana adalah mengawal permasalahan yang ada di kampus dengan pihak kampus.
M Naufal Ardiansyah selaku kandidat Dema-U nomor dua membenarkan permasalahan terkait ketidaktahuannya Mahasiswa terkait fungsi Dema-U, Naufal akan menggunakan dua media, yaitu media cetak dan media elektronik. “Media cetak kami akan siap untuk mencetak banner, kami siap untuk transparansi bersama-sama, bekerja sama dengan media massa, media sosial kita akan siap untuk mensosialisasikan transparansi program kerja bahkan keuangan” jelasnya.
Begitu pula dengan Rhesa Ardiansyah, selaku kandidat Dema-U nomor satu mengenai ketidaktahuan mahasiswa akan program kerja Dema-U ia mengatakan akan mengadakan beberapa kegiatan “kita akan membuat soft launching dan grand launching,” ujarnya. Menanggapi masalah tersebut, menurut calon kandidat nomer dua memaparkan bahwa kita harus tau terlebih dahulu posisi Dema-U, Dema-F, dan HMJ seperti apa. Menurut dia, masalah jam malam menjadi kawalan bersama yang akan mendobrak kebijakan tersebut.[]
berita kampus demokrasi Pemilu pemilu raya Pemira UIN Malang
Last modified: 23 September 2018