KATANYA
Ketika mereka sibuk berunding
Merundingkan kebijakan yang adil, katanya
Namun, apa kabar kami?
Yang menanti hal yang tak pasti
Katanya ini negara demokrasi
Namun, kami tak punya hak untuk menetapkan
Katanya hanya menyampaikan,
Bukan sok berwenang
Kami hanya menyorakkan keadilan
Tapi, mengapa kami dikecam?
Kami memang tak punya wewenang
Tapi, tak lantas mereka bisa bersikap sewenang-wenang
Kami sadar
Kami hidup di negara yang mana keadilan menjadi aib yang harus dibungkam
Kami sadar
Kami hidup di negara yang mana para penjilat menjadi kebanggaan
Kami pun sadar
Kami hidup dalam negara yang katanya demokratis,
Tapi, mengapa kau apatis ?
Semuanya hanya sebatas “katanya”
Namun, tidak ada wujudnya
Pasuruan, 2021
TERTINDAS
Ancaman!
Buruk sekali
Segala akal senyap, tak menyadari
Pun bertindak, lagi tak berani
Adalah sebab diskriminasi
Minoritas terus tenggelam
Dalam kenangan kelam
Takkan ada di permukaan
Berbalik seratus delapan puluh derajat,
Para penguasa terus mengambang, tenang
Tanpa rasa peduli mereka tertawa senang
Pasuruan, 2021
BUSUK DAN TAK DIANGGAP
Percaya atau tidak ?
Soal kata ‘ya’ atau ‘tidak’
Memilih ‘setuju’ atau ‘menolak’
Gejolak perdebatan batin membuat kata ‘ya’ menjadi pilihan
Menyerahkan impian pada kata ‘ya’
Meng-iya-kan pada kekuasaan yang tak bertanggung jawab
Membiarkan impian hancur berkepanjangan,
demi kata ‘ya’ yang sesaat
Kata ‘ya’ atau ‘tidak’ memang singkat, tapi sesat
Jika kata ‘ya’ menjadi ‘tidak’
Dan ‘tidak’ menjadi ‘ya’
Berpikir dangkal yang menjadi sebab
Dan esok, yang menjadi korban
Ratusan jiwa menggantung tanpa alasan,
Sebab kata ‘tidak’ yang beralasan
Sebagian yang lain memilih ‘ya’
lalu menggusur segala ‘tidak’
Mereka yang ‘ya’ akan sadar
Mereka hanya menjadi budak para penjilat negeri
Mereka hanya menjadi ampas santan,
Yang setelah diperas lalu dibuang
Mereka hanya, hanya dan hanya menjadi sampingan
Mereka hanya menjadi sumber keuntungan
Padahal, mereka tak tahu keuntungan dari mereka sendiri
Awalnya,
Menjadi prioritas
Menjadi kesayangan
Menjadi kebanggaan
Setelah itu,
Mereka dihempas
Mereka tersingkirkan
Mereka hanya menjadi kotoran
Yang busuk dan ‘tak’ dianggap
Pasuruan, 2021
Last modified: 11 September 2021