Pendistribusian konsumsi yang tidak terkoordinir dengan baik kepada mahasiswa baru yang sakit menyebabkan mereka tidak mendapatkan konsumsi lebih awal. Di sisi lain, hampir seluruh mahasiswa baru yang sakit disebabkan karena tidak sarapan. Pihak KSR-PMI menyebutkan bahwa mereka telah menyediakan roti dan minuman untuk maba yang sakit, namun untuk konsumsi tetap dibagikan sesuai rundown acara, yakni pada saat ishoma.
Neli Agustin Lisdianti selaku Ketua Umum KSR-PMI mengaku karena konsumsi untuk mahasiwa sakit baru diberikan pada saat ishoma, akhirnya para mahasiswa dibelikan konsumsi berupa nasi oleh dokter klinik. Karena satu orang panitia mendampingi 30 hingga 35 mahasiswa menyebabkan pendistribusiannya agak telat. Jadi mahasiswa yang sakit tidak hanya mendapat konsumsi dari panitia PBAK tetapi juga dari KSR-PMI.
Alasan lain konsumsi telat diterima mahasiswa yang sakit karena pendamping tidak mendapatkan informasi dan tidak ada komunikasi antara pendamping dengan mahasiswa yang tidak kuat mengikuti PBAK. Komunikasi antara mahasiswa yang sakit dengan pendamping dilakukan oleh pihak KSR-PMI. Menurut Reni, salah satu sie pendamping mengatakan bahwa baiknya mahasiswa yang tidak kuat bisa mengkomunikasikan pada pendamping. “Mungkin kalau mahasiswa sedang tidak fit bisa ngomong ke pendamping,” ucapnya.
Reni Dwi Anggraini, selaku divisi pendamping juga membenarkan terkait miskomunikasi antara mahasiswa dan pendamping adalah penyebab konsumsi tidak diberikan lebih awal ke mahasiswa yang sakit. “Kenapa kok sampai terjadi konsumsinya itu telat karena pendampingnya itu awalnya belum tau juga kalau anak dampingannya itu masuk ke KSR-PMI gitu gak ada komunikasi awalnya,” tutur Reni.
Reni juga menyebutkan bahwa bagian kampus yang menghandle konsumsi di hari pertama telat menginformasikan ke pendamping terkait pengambilan konsumsi. Pendamping baru mengambil konsumsi pada saat sesi materi di Sport Center hampir selesai. Karena pendamping harus mengantre saat pengambilan konsumsi yang berpusat di Gedung B lantai 2 dan membutuhkan waktu untuk memindahkannya ke tempat pendampingan masing-masing, maka pendistribusian konsumsi ke mahasiswa yang sakit mengalami ketelatan.
Ah Sa’roni selaku ketua pelaksana PBAK 2022 menegaskan bahwan sebenarnya tidak ada keterlambatan karena pendistribusian sudah sesuai dengan rundown acara. Sa’roni juga mengeluhkan terkait jumlah panitia PBAK-U yang tidak mencukupi sehingga tidak dapat terbentuk sie konsumsi dan sie akomodasi. Panitia terbanyak adalah pada bagian panitia pendamping, dengan jumlah seluruh pendamping sendiri sebanyak 120 orang dan setiap pendamping menaungi 34 mahasiswa. “Nah, kita mumet bikin gimana untuk efisiensi dari kinerja panitia,” ucapnya. []
Editor: Faris Rega Riswana
kesehatan maba uin malang PBAK
Last modified: 23 Agustus 2022