Written by Nurul Luthfiyyah _&_ Nabila Farida 05:38 Berita Kampus, Berita Malang

Maba UIN Malang Speak Up Soal 50 Peserta PBAK-U Pingsan: Konsumsi Tidak Cukup, Panitia Dosen Kemana?

Kronologi 50 Maba Pingsan versi Maba PBAK-U UIN Malang

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan tingkat Universitas (PBAK-U) di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, ramai dibicarakan beberapa hari terakhir. Sebab, sejumlah 50 mahasiswa baru (maba) peserta pingsan ketika mengikuti PBAK-U pada Selasa-Rabu (20-21/08/2024).

PBAK-U hari kedua dimulai jam 06.30 WIB hingga 10.20 WIB. Ania, maba Prodi Manajemen, mengungkapkan, maba hanya diberikan dua roti dan satu botol kecil air minum untuk sarapan. Sekitar jam 10.00 WIB, barulah maba diberi nasi untuk makan siang.

“Kita pagi itu dapat roti dua bungkus sama satu botol air minum kecil. Jam 10-an itu baru dapat nasi untuk makan siang. Terus, mulai masuk lagi [ke sport center] jam 12.50 sampai 16.30-an, kami disuruh pulang ke mabna [asrama] masing-masing,” ungkap Ania.

Ania menceritakan, banyak maba yang belum sempat makan, karena pada hari itu air di asrama mati dan mereka harus mengantri di kamar mandi umum. Selain itu, para maba diwajibkan mengikuti salat jamaah. Sehingga, kebanyakan maba menjalani acara malam PBAK-U tanpa makan terlebih dahulu.

“MC bilang kembali lagi jam 18.00, akhirnya kami pulang. Tapi pas kami sampai, air di Mabna Khadijah mati, terpaksa kami mengantre mandi di kamar mandi umum. Karena itu, banyak teman-teman yang gak sempat makan. Sehabis mandi kan wajib ke masjid salat jamaah. Jadi banyak yang gak sempat beli makan,” jelasnya.

Ania melanjutkan, sudah ada maba yang datang pada jam 18.20 WIB, tetapi ternyata acara baru mulai sekitar 18.50 WIB. Penampilan pertama dimulai dengan penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) sekitar jam 19.15 WIB dan diakhiri dengan penampilan dari Kommust pada 22.30 WIB. Ania mengatakan, jam tersebut sudah keluar dari rundown. Para maba protes minta pulang.

“Penampilan pertama paduan suara sekitar jam 19.15, setelah itu penampilan pencak silat dan waktu itu kita masih senang-senang. Mulai overtime itu ketika penampilan tiga UKM terakhir. UKM Mapala tampil sekitar jam 22.00 malam, kami udah banyak protes minta pulang karena sudah mulai banyak yang pingsan,” ungkap Ania.

“Tapi panitia di sekitar saya bilang ‘diam-diam’ gitu. Lalu lanjut [penampilan dari] UKM Simfoni, makin banyak maba yang pingsan, di dekat tribun atas ada, tribun bawah juga. Ketika dari UKM Kommust mau nampil, maba makin protes minta pulang,” imbuhnya.

Waktu itu, Ania melihat Muhammad Minhaj Mansur, Presiden Mahasiswa UIN Malang, berdiri di antara maba dan baru mendengarkan aspirasi mereka, namun penampilan tetap dilanjutkan. Ketika acara sudah selesai dan banyak maba yang pingsan. Ania ikut memegangi temannya yang hampir pingsan dan meminta bantuan panitia di sekitarnya.

“Mas Minhaj berdialog dengan maba, dia berdiri di antara maba dan mendengarkan aspirasi maba. Tapi, penampilan masih dilanjutkan, padahal yang pingsan itu udah banyak banget, soalnya sudah nunjukin jam setengah sepuluh lewat. Orang yang duduk di dekat saya ada yang pingsan, tapi respons panitia itu lama banget,” terang Ania.

“Ketika keluar dari sport center, saya membopoh teman saya yang udah mau pingsan. Terus saya minta tolong ke panitia soalnya lantainya kan split level gitu malah kakak panitianya bilang ‘udah bisa itu sendiri’ gitu katanya,” tambahnya.

Baca Juga: Koordinasi PBAK-U Buruk, Tim Koordinator Kesehatan PBAK-U Kebingungan

Selaku Koordinator, Rizka saat ditanyakan, perihal fasilitas kesehatan untuk peserta PBAK memang telah disediakan oleh Panitia. Sayangnya fasilitas tak lengkap. Misalnya bantal dan sprei harus disiapkan sendiri oleh Tim Koordinator Kesehatan yang juga berasal dari Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) UIN Malang.

Suara Keluh Kesah Maba terhadap PBAK-U

Maba pada malam kedua PBAK-U di sport center. Foto oleh Nurul Luthfiyyah/UAPM Inovasi

Para maba menilai PBAK-U UIN Malang cacat. Maba angkatan 2024 itu mengeluh masalah rundown yang tidak berjalan semestinya, konsumsi yang tidak cukup, dan sekitar 50 maba telah pingsan saat malam hari kedua acara PBAK-U di Gedung Sport Center.

“Kepeduliannya kepada tamu undangan itu loh, tamu dari acara itu kan maba, seharusnya diperhatikan makan atau jam istirahatnya. Orang-orang ingin cepat selesai, cepet ingin ngerjain tugas, cepat ingin tidur. Acaranya melewati rundown, tapi ini yang paling parah sampai 50 ‘kan yang pingsan itu?” keluh Luthfi Dzulkarnain, maba Prodi Hukum Ekonomi Syariah.

Luthfi mendapatkan informasi adanya maba yang harus diberi oksigen karena pingsan. Kemudian, musyrif (pendamping di asrama) meminta maba itu untuk pulang ke asrama. Akan tetapi, lanjut Luthfi, panitia PBAK-U mengatakan, maba yang mengikuti arahan dari musyrif tidak akan lulus PBAK-U. 

Muhammad Fathir Najib, maba Prodi Hukum Tata Negara juga ikut bersuara mengenai kecacatan PBAK-U UIN Malang. Menurut Fathri, masalah konsumsi adalah hal yang paling fatal, karena banyak maba yang sedang kelaparan saat acara berlangsung dan tidak sempat membeli makan ketika waktu istirahat.

“Acara melebihi waktu yang telah ditentukan, di rundown kan jam 21.00, malah panitia memaksakan diri untuk melanjutkan acara konser sehingga banyak yang pingsan terutama perempuan. Buat yang konsumsi itu masalah paling fatal, sih. Sebelumnya saya dikasih tahu dari grup WhatsApp itu pendamping saya bilang begini ‘teman-teman sebelum datang ke sport center tolong, ya, makan dulu,’ padahal itu tuh [waktu] magrib,” jelas Fathir.

“[Waktu] Magrib kan jam 18.00 ya. Nah, terus kami cuman ada 50 menit lah. Kami nggak ada waktu buat makan. Ada masalah lain juga, sport center gelap dan sesak soalnya kan gordennya hitam jadi yang punya sakit asma sesak nafas. Penetapan tempat duduk itu pun terlalu mepet,” jelasnya.

Pada Rabu (21/08/2024), Unit Aktivitas Pers Mahasiswa (UAPM) Inovasi telah membuka form ‘Suara Kamu untuk PBAK-U’ kepada maba yang ingin speak up (bersuara) mengenai pengalaman selama PBAK-U UIN Malang 2024. Sehingga, kami dapat mewawancarai lebih lanjut dan beberapa maba turut menyuarakan keluh kesahnya.

Salah satu narasumber mengatakan, ada banyak maba yang terburu-buru untuk mengikuti rangkaian acara PBAK-U, sehingg amereka belum sempat membeli makanan. Maba juga mengeluhkan kondisi jaringan yang buruk di dalam Gedung Sport Center.

“Maba disuruh sambil cari makan tapi ternyata habis [waktu] magrib langsung kumpul lagi ke SC, belum sempat beli makan atau beli jajan. Juga ada yang belum selesai tugasnya, ada yang belum tag video, ada yang mau unggah tugas terus kemudian juga di sport center itu jaringannya agak kurang normal, jadi meskipun pakai data itu lemot. Tugasnya gimana? takutnya kan juga enggak lulus. Terus pas waktu UKM tampil itu kan lama, ya. Jadi banyak yang tidur dan dimarahin sama kakak panitianya, ya gimana soalnya emang capek,” keluh salah satu maba yang berani speak up.

Baca Juga: Peserta yang Mengeluh Sakit di PBAK-U 2023, KSR-PMI: Jauh Berkurang daripada Tahun Lalu

Selama dua hari pelaksaan PBAK-U, terdapat 29 mahasiswa berada di Posko Kesehatan yang telah disediakan. Beberapa mereka di antaranya mengeluhkan shock, kelelahan, demam, flu dan asam lambung. Beberapa yang lainnya harus dilarikan ke klinik, karena membutuhkan penanganan khusus akibat mengalami Vertigo.

Jawaban dari Panitia PBAK-U Untuk Suara Maba

Wawancara UAPM Inovasi ke Ketua Pelaksana dan Presiden Mahasiswa di Kantor DEMA. Foto oleh Nurul Luthfiyyah/UAPM Inovasi

Keluhan dari para maba itu mendapat jawaban dari Muhammad Hasbi Asshidiqi, Ketua Pelaksana PBAK-U UIN Malang. Ia menerangkan, kepanitiaan PBAK-U terbagi mejadi dua. Ada panitia dari unsur mahasiswa dan unsur dosen. Berkaitan dengan masalah konsumsi, Hasbi menjelaskan, panitia mahasiswa sudah mengajukan agar dapat disediakan nasi dua kali dalam sehari. Namun dari jajaran panitia dosen, termasuk jajaran birokrasi kampus, menolak.

Berkaitan dengan konsumsi ini, hakikatnya kami sudah berusaha untuk mengajukan konsumsi selama PBAK-U di hari pertama maupun hari kedua itu mendapatkan nasi, namun pada akhirnya jajaran panitia dosen termasuk jajaran birokrasi itu menolak. Menolak dalam artian di hari pertama atau pun di hari kedua itu hanya dapat pertama, yaitu snack dan yang kedua itu nasi,” ujar Hasbi.

“Saya sebagai ketua pelaksana, saya mengaku salah. Kemudian juga saya merasa kurang berjuang, saya kurang lelah,” imbuhnya.

Muhammad Minhaj Mansur, Ketua Dewan Mahasiswa (Dema-U) UIN Malang , juga menjelaskan hal yang sama. Ada kesalahan penerimaan informasi mengenai konsumsi dan acara yang selesai lewat dari jam di rundown.

Ketua Panitia dosen atau Kepala Biro AAKK [Administrasi, Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama] menginformasikan langsung kepada panitia [kepada sie acara] bahwa mereka menjamin mereka sudah mempersiapkan konsumsi di mabna masing-masing. Namun, kenyataannya setelah kami crosscheck di lapangan dan juga pastinya laporan-laporan dari teman-teman yang ada di mabna, benar, itu tidak ada,” ujar Minhaj.

Berkaitan dengan konsumsi itu kita semua ajukan dua kali dan itu nasi, namun ditolak. Memang ada banyak bungkus makanan di ma`had, tapi ternyata itu go foodnya teman-teman maba,” tambahnya.

Minhaj mengaku sempat ingin jenguk para maba di mabna yang pingsan dan sakit. Tapi, ia tak bisa masuk mabna karena terkendala peraturan di mabna. Selain itu, Ia menegaskan, pihaknya tidak sama sekali mengatur keuangan.

“Kami juga mahasiswa, bukan orang yang mengatur keuangan. Sepeser pun kami tidak mendapatkan [uang] itu. Maba harusnya mendapatkan makan daripada pihak kampus, cuman ya kami gagal memperjuangkan itu,” ucap Minhaj.

Minhaj berjanji, seluruh maba akan diluluskan PBAK-U asal mereka meng-upload semua tugas-tugas yang diberikan. Menanggapi masalah keluhan maba terhadap panitia yang semena-mena, Minhaj menjawab bahwa itu adalah oknum panitia yang tidak mengikuti prosedur.

“Saya jamin semua maba dapat lulus PBAK-U asalkan meng-upload untuk penugasan di sistem ‘Si PBAK’ itu, yang penting mereka mengisi itu kalau enggak isi itu ya bisa dipastikan tidak lulus. Soalnya di situ harus diisi kalau enggak diisi kita enggak bisa memverifikasi,” kata Minhaj.

“Juga adik-adik maba sekalian yang saya hormati dan saya cintai, kami itu terdiri dari 300 orang panitia itu pun oprec. Dan saya pastikan 300 kepanitiaan itu enggak semuanya setia dengan kami, enggak semuanya satu komando dengan kami dan enggak semuanya itu teman kami,” tukasnya. 

(Visited 812 times, 1 visits today)

Last modified: 25 Agustus 2024

Close