Written by Raihan Yanuar Abdillah 20:20 Berita Malang, Straight News

Massa Aksi Tolak UU TNI Dipukul Mundur, Jurnalis dan Tim Medis Jadi Korban

Aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI), pada Minggu sore (23/03/2025) berakhir dengan kericuhan. Aksi ini berlangsung di depan gedung DPRD kota Malang.

Aksi massa yang mengatasnamakan diri mereka Arek-Arek Malang ini awalnya hanya berorasi sembari menempelkan poster dan menulis kata-kata satir di aspal serta pagar DPRD kota Malang. Aksi dimulai sekitar pukul 15.45 WIB, ketika itu kondisi masih kondusif hingga pukul 17.45 WIB. Massa aksi berhenti untuk buka puasa bersama sampai pukul 18.00 WIB.

Dikutip dari Instagram LBH Pos Malang, setelah pukul 18.00 WIB aksi mulai melakukan teatrikal simbolik selama kurang lebih 15 menit. Sejumlah massa aksi mulai menerobos masuk ke gedung DPRD kota Malang melalui gerbang utara. Tidak lama, tiba-tiba aparat kepolisian bersama dengan TNI melakukan penyisiran dan memukul mundur massa aksi.

“Aparat melakukan penyisiran melalui Jl. Gajahmada dengan jumlah kurang lebih dua peleton, berpakaian lengkap dan membawa alat pemukul,” tulis LBH Pos Malang dalam rilisnya.

Baca Juga: Aksi Tolak RUU TNI di Malang: Massa Peringatkan Ancaman Otoritarianisme

“Di situ enggak ada ruang diskusi, karena kita dituntut untuk langsung mengikuti arahan dari atasan. Kita gak diperbolehkan untuk berpikir. Entah perintah dari atasan itu benar atau enggak, kita kewajibannya adalah melaksanakan, kalau menggunakan pendekatan militerisme,” terang Pramai.

Beberapa massa aksi ditangkap, dipukul dan diancam oleh aparat. Tak hanya massa aksi, tim medis dan pendamping hukum yang bersiaga di halte Jl. Kertanegara juga mendapat pemukulan, kekerasan seksual dan ancaman [verbal].

Salah satu awak media pers mahasiswa, Tisno [nama samaran] yang sedang meliput aksi juga direpresi. Aparat memukul kepala dan punggung awak media pers tersebut.

“Dipukul di punggung belakang, terus ada satu polisi lagi gendut, itu dia mukul aku di pipi kanan sama di kepala sampai benjol,” ujarnya.

Sejumlah 8 orang awak pers mahasiswa Malang mengalami represi. Dilansir dari haimalang.com, Sekjen PPMI, Delta Nishfu, sempat ditangkap saat mendokumentasikan aksi dari dekat.

“Aku memar di tangan, diseret trus dipukuli dan hampir dibawa” Ujar Delta.

Editor: Nola Amalia Rosyada

(Visited 36 times, 1 visits today)

Last modified: 24 Maret 2025

Close