Written by Feni Nuril Fatiha 23:38 Berita, Berita Kampus

Menyoal Kehilangan Helm; Penanganan Tidak Memuaskan hingga Kurangnya Fasilitas Keamanan Kampus

Menyoal Kehilangan Helm; Penanganan Tidak Memuaskan hingga Kurangnya Fasilitas Keamanan Kampus

Kasus kehilangan helm di UIN Malang masih kerap kali terjadi. Terbaru, helm milik Muhammad Rifky Ardiansyah, mahasiswa Jurusan Manajemen raib di parkiran depan Fakultas Ekonomi. Ia menyadarinya setelah kelasnya usai, Kamis siang (9/03). “Pada jam 10-an teman saya datang agak terlambat dan mengetahui helm saya masih ada di motor. Namun setelah kelas jam sebelas lebih saya sudah melihat helm saya hilang yang kemungkinan hilangnya pada jam sepuluh hingga sebelas,” cerita Rifky.

Setelah mengetahui bahwa helmnya hilang, mahasiswa Angkatan 21 tersebut langsung menghubungi Satuan Pengamanan (Satpam) terdekat. Ia bertanya kepada satpam yang berjaga di pos gerbang belakang mengenai Closed Circuit Television (CCTV), tujuannya tentu untuk mencari tahu bukti kehilangannya tersebut. Tapi, kemudian ia disuruh bertanya kepada satpam fakultas. Dari keterangan satpam fakultas Ekonomi yang ia temui, tidak ada CCTV yang menyorot ke arah sepeda motornya sehingga disarankan untuk ke satpam yang ada di Gedung C.

Di sudut belakang Gedung C memang terdapat satu CCTV yang menyorot sepeda motornya. Namun, lagi-lagi satpam Gedung C tidak tahu siapa yang mengoperatori CCTV tersebut. Hingga untuk yang terakhir kalinya Rifky kembali bertanya kepada satpam yang berjaga di pos gerbang belakang. Hasilnya, mereka juga tidak tahu siapa yang mengoperasikan CCTV. “Agak tidak puas dengan tindakan (perlakuan, red.) yang saya dapatkan dari keamanan kampus,” keluhnya dengan berat hati, helm tipe Half face merek RSVSV 300 miliknya pun raib tanpa jejak bukti apapun.

Sepaham dengan Rifky, Mohammad Tio Pangku Sadewo juga kehilangan helmnya di parkiran depan Gedung C pada Rabu sore (8/02). Ketika itu, ia sedang mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)-nya di Aula Gedung C. Helmnya pun ia letakkan di spion kiri sepeda motornya sejak pagi. “kondisi parkiran masih sepi karena masih pagi. Saat saya mengetahui helm saya hilang juga parkiran sudah posisi sepi karena sudah malam menjelang maghrib,” jelas mahasiswa semester 6 Jurusan Manajemen tersebut.

Tio sempat bertanya kepada satpam yang bertugas di Gedung C. Namun, ia disarankan untuk melihat CCTV di Fakultas Tarbiyah. “Semenjak satpam menjawab hal tersebut (tidak tahu, red.), saya sudah ikhlas saja. Pasti tidak akan ketemu,” terangnya yang kehilangan helm INK Classic warna hitam Visor gelap. Raden juga merasa kecewa dengan keamanan di aula Gedung C, “paling tidak diberi CCTV di aula Gedung C agar hal seperti ini segera bisa diatasi sehingga paling tidak identitas pelaku bisa dilacak agar tidak ada korban lagi,” kecewanya.

Baca Juga: Memandang Kasus Predator sebagai Autokritik

Beberapa hari terakhir, image yang telah dibangun selama bertahun-tahun runtuh begitu saja. Pasalnya, terdapat dua berita yang sangat bernegasi dengan image yang mereka bentuk selama ini. Berita dengan tajuk “Dosen Predator yang Masih Berkeliaran di UIN Malang” oleh tirto.id dan “Lagi, Jejak Predator di UIN Maliki Malang” oleh uapminovasi.com membeberkan hal yang tabu dibicarakan di UIN Maliki Malang…..

Berdasarkan hasil jajak pendapat yang disebar oleh Redaksi UAPM INOVASI pada Selasa (14/3) hingga Kamis (16/3) terdapat enam kasus kehilangan helm milik mahasiswa. Empat di antaranya terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir, Februari-Maret 2023. Adapun total jumlah kerugian kehilangan helm bulan ini berkisar tiga juta rupiah. Lokasi dan waktu kehilangan helm yang paling banyak terjadi di area parkir Gedung B pada jam 06.30-08.10 WIB dan 09.50-11.30 WIB.

Lima dari enam responden menyatakan sangat tidak puas terhadap keamanan di UIN Malang. Banyak dari mereka mengeluhkan soal CCTV yang tidak berfungsi secara optimal serta jumlahnya yang terbatas.

Mekanisme Pelaporan

Menanggapi kasus kehilangan helm yang terjadi, Bambang Poncowolo, komandan satpam UIN Malang, menyebutkan bahwa tugas satpam itu hanya sebagai pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli. “Kehilangan diluar tanggung jawab kami,” tegasnya. Jika ada kehilangan, tugas mencari dan menemukannya bukan merupakan tugas satpam. Meskipun jika ada kehilangan, Satpam kerap mendapatkan banyak teguran

Sambil menjelaskan kepada kami, Bambang melempar anekdot, setiap profesi ada profesional di dalamnya. “Penjaga keamanan, seperti kami, tentu ada yang pro, tetapi pencuri pun profesi, di dalam profesi tersebut juga memiliki profesional. Sehebat apapun sistem keamanan tempat, tetap memerhatikan keamanan merupakan tanggung jawab bersama. Pencuri profesional juga bisa merampok bank, meskipun sistem keamanan Bank tinggi,” misal Bambang kepada kami. Sementara kondisi fasilitas keamanan yang minim di UIN, Bambang menghimbau, jika keamanan juga perlu diperhatikan dengan seksama oleh Mahasiswa untuk meminimalisir kejadian kehilangan. “Kondisi satpam itu perlu dukungan. Kalau ada kehilangan yang namanya jelek pasti satpam,” lanjutnya.

Ketika terjadi kehilangan, satpam hanya bertugas mencatat laporan kehilangan tersebut dan membagikan ke grup-grup. Dengan mengandalkan catatan saja, ia menjelaskan belum kuat, “Nanti (catatan kehilangan, red.) akan diteruskan ke Polsek Lowokwaru. Tapi catatan belum kuat jika tidak ada bukti foto atau video.” Selain melaporkan ke satpam, pelaporan kehilangan ternyata juga bisa ke rektorat Bagian Umum.

“Untuk mengganti kehilangan kami tidak bisa. Karena ya tidak ada dananya. Kecuali kalau parkirnya dimintai uang parkir, mungkin dua puluh lima persennya bisa untuk mengganti kehilangannya,” terang Bambang.

Baca Juga: Tuntut Keterbukaan Informasi Publik

Mahfud Shofa, selaku Kabiro AUPK juga menerangkan jika pihaknya sudah melakukan transparansi kepada Menteri Keuangan dan Menteri Agama. “Kita bukannya tidak mau menyampaikan secara keseluruhan, ada keterbatasan.  Kita semua belum tentu paham dengan anggaran,” imbuhnya….

Lebih jelasnya, UAPM INOVASI (21/03) mencoba untuk mengkonfirmasi terkait mekanisme pelaporan kehilangan yang selama ini dijalankan kepada Nur Emi Irodah, selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Rumah Tangga UIN Malang. Namun, ia tidak bersedia untuk dimintai keterangan dengan alasan yang tidak disebutkan.

Tentang  CCTV

“12-13 tahun lalu, CCTV di UIN (Malang, red.) ini berfungsi semua dan operatornya ada sendiri. Ruangannya di situ, dekat ruang halaqoh Ilmiah,” kenang Bambang. Pihak Satpam UIN Malang juga sebetulnya sempat mengajukan dana untuk tambahan fasilitas tambahan kemanan di parkiran, termasuk CCTV. Namun, sejak lima tahun lalu, permintaan ini belum juga terpenuhi. Menurut keterangan yang diterima Bambang, fasilitas keamanan belum lengkap karena belum ada pendanaan khusus dari Bagian Umum yang dialokasikan untuk CCTV “Tidak ada dana katanya,” jelasnya.

Sarana prasarana seperti CCTV yang kurang mendukung menjadi kendala tersendiri bagi satpam untuk melakukan tugasnya. Syaiful Anam, selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Perlengkapan, Pengadaan Barang dan Jasa, mengakui bahwa memang benar CCTV sudah lama tidak berfungsi. “Dari saya belum di sini. Saya di sini tahun 2020.” Ia pun mengakui bahwa selama ia menjabat CCTV masih belum bisa berfungsi, “Ada rencana untuk menggunakan stiker di sepeda motor dan helm. Tapi hingga kini masih belum (terealisasi, red.).”

Menurutnya, rencana terkait pengadaan CCTV masih perlu untuk cek area. Ia mengatakan perlu usul terlebih dahulu dan otomatis mengajukan ke Kepala Bagian (Kabag) yang kemudian Kabag akan memilah dan memilih.

“Insha Allah kami usahakan. Nanti disampaikan ke pimpinan. Nanti kan akan menekan pencurian dan menjaga aset UIN. Kemungkinan juga bukan orang luar saja, mungkin orang dalam (pelakunya, red.),” kata Syaiful, menjawab pertanyaan tentang rencana penganggaran dana untuk pengadaan CCTV di area parkir. []

Editor: Ajmal Fajar Sidiq & Wildan Firdausi

(Visited 306 times, 1 visits today)

Last modified: 26 Maret 2023

Close