Written by Malika Syarifah Zulfa 18:42 Berita

Diskusi dan Nobar Pesta Oligarki, Soroti Dinasti Oligarki di Era Jokowi

Beberapa jaringan organiasi di Malang Raya mengadakan acara diskusi dan nonton bareng (nobar) film Pesta Oligarki di Maliki Plaza, pada Jumat (18/10/2024). Film dokumenter terbaru dari Watchdoc Documentary yang mengupas tuntas pengaruh oligarki dalam politik Indonesia selama era pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Acara dimulai dengan aksi teatrikal dari komunitas Aliansi Suara Rakdjat (ASURO) yang menyuarakan 11 tuntutan terkait janji-janji Presiden Jokowi yang dianggap belum terealisasi selama sepuluh tahun masa jabatannya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan penampilan puisi dan pemutaran film Pesta Oligarki.

Ketua pelaksana acara, Galang Anarki, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menyebutkan tujuan kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan momentum pelantikan Presiden Indonesia terpilih periode 2024-2029. Menurutnya, acara ini menjadi pengingat peran generasi muda perlu diperkuat dalam mengawal pemerintah. “Film Pesta Oligarki ini secara momentual ditayangkan menjelang pelantikan. Nah, momen ini yang kita ambil, sebagai pengingat keberpihakan kita itu perlu kembali dikuatkan. Jelas-jelas negara yang seharusnya melakukan pelayanan publik, dalam hal ini pemerintah, justru melakukan hal-hal yang kontra dari tugas dan kewajiban,” ujarnya.

Baca Juga: #MenolakLupa namun Banyak Melupakan

Nawaf Gibran, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Brawijaya dan Presiden Indonesian Palestine Alliance, mengungkapkan pentingnya acara ini sebagai upaya mencerdaskan masyarakat. Menurutnya, diskusi dan nobar ini bukan hanya untuk mahasiswa tetapi juga untuk publik umum. “Nobar ini sebagai platform untuk kita mencerdaskan masyarakat umum, tidak hanya dari mahasiswa. Karena kita tahu ada hal yang tidak wajar secara demokrasi. Secara ada banyak hal yang harus dibenahi. Sebenarnya memang murni karena pencerdasan publik,” ujar Nawaf. 

Haura, mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Widyagama, menyampaikan alasannya menghadiri acara ini adalah bentuk solidaritas antar komunitas. Ia juga ingin mengetahui sudut pandang Watchdoc terkait isu Pilkada yang dibahas dalam film tersebut. “Ini juga film barunya Watchdoc, jadi aku pengen tahu sebenarnya perspektifnya Watchdoc terkait isu Pilkada ini seperti apa? Kita bentar lagi sudah mau ganti kepemimpinan, nih. Aku merasa ini sangat menarik,” ungkap Haura.

Haura juga menyoroti oligarki menjadi isu penting dalam pelaksanaan demokrasi, karena suara rakyat sering merasa suaranya tidak bermakna bagi pemerintah. “Oligarki dalam pergerakan itu selalu jadi isu, soalnya ada eksklusi di situ. Kita sebagai rakyat biasa ini seperti tidak punya peran atau kuasa di dalam demokrasi. Jadi semu, gitu. Kita hanya diminta suaranya, padahal suara kita itu juga tidak bermakna buat mereka. Seperti Pilkada atau Pemilu itu sudah diatur sedemikian rupa agar orang yang mereka inginkan yang menang,” tambahnya.

Terakhir dari Galang menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat memicu gerakan sosial yang berkelanjutan dan konsisten. “Kita, apalagi mahasiswa, harapannya kegiatan-kegiatan seperti ini hanyalah awalan dan nyala-nyala api melalui kegiatan-kegiatan seperti ini tuh menyebar, sehingga kita konsisten dalam melakukan perubahan sosial,” ungkap Galang.

 

Editor: Nurul Lutfiyyah

(Visited 180 times, 1 visits today)

Last modified: 20 Oktober 2024

Close