Salam Redaksi
Majalah edisi XXXVI kali ini banyak mengangkat seksualitas yang tertuai dalam lima tulisan. Pada laporan utama, membahas tentang sikap kampus terhadap penanganan kekerasan seksusal di UIN Maliki Malang. Laporan tersebut berusaha menguak perihal penanganan kasus kekerasan seksual di UIN Maliki Malang yang masih belum maksimal. Bukan berarti dengan memberitakannya, kami lantas membuka aib kampus maupun mengkhianati kampus. Kami menulis hal tersebut karena peduli dengan kampus. Kami masih percaya, kampus dengan label Islami mampu menyelesaikan kasus ini secara lebih serius, agar kejadian yang serupa tidak lagi terulang.
Selain itu, terdapat esai dari alumni UAPM Inovasi yang mengungkit tentang modus pelecehan seksual yang berpotensi terjadi di mana pun dan kapan pun. Kemudian, resensi film dokumenter Jalan Masih Panjang (2019), mengupas perjalanan advokasi penyintas untuk mendapatkan keadilan di pengadilan. Ketiga tulisan tersebut memiliki pembahasan yang berkaitan. Tulisan keempat yang membahas seksualitas yaitu Orang Dengan HIV/Aids (ODHA). Dalam liputan yang diletakkan di rubrik ‘psikologi’ ini menyoal stigma masyarakat yang berpotensi mempengaruhi psikologis ODHA. Selanjutnya, masih tentang seksualitas, terdapat cerpen tentang pria feminin transgender yang diakui prestasinya dengan tujuan untuk memanusiakan manusia.
Tidak melulu membahas seksualitas, dalam majalah ini juga terdapat rubrik ‘sejarah’ yang membahas tentang mantan tahanan politik Tragedi 65 yang masih memperjuangkan hak perlindungan. Sudah 54 tahun pasca tragedi berdarah tersebut, proses advokasi pun masih mandek. Kasus pelanggaran HAM berat harus diselesaikan secara adil dan beradab, bukan diselesaikan dengan cara menunggu seluruh korban meninggal. Selain itu, terdapat rubrik ‘lingkungan’ mengenai masalah sampah popok di Sungai Brantas yang tidak segera diatasi. Pada rubrik ‘ragam’ terdapat pembahasan tentang masyarakat adat Sendi, Kabupaten Mojokerto, yang tengah berjuang dalam memperoleh pengakuan sebagai desa adat.
Kemudian pada rubrik ‘esai’ mengangkat persoalan represi pers mahasiswa yang dibuktikan dari riset oleh BP Advokasi Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI). Dalam proses penggarapan majalah ini, hari demi hari kamu lalui dengan begitu santai, hingga tak terasa waktu sudah memasuki awal bulan Oktober 2019. Setiap staf redaksi mulai mengalami kebingungan dalam mengumpulkan data awal, outline, menentukan isu, apalagi angle tulisan. Entah sudah berapa kali kami harus menjaga mental untuk tidak menyerah, terus menerima kritik dan saran sebagai sebuah proses belajar.
Akhir kepengurusan sudah di depan mata. Mau tidak mau, kami harus menyelesaikan majalah pada bulan Desember ini sebagai tanggungjawab kepengurusan periode 2018/2019. Berapapun jumlah awak redaksinya, yang paling penting yakni tetap menjaga rutinitas redaksi dengan usaha yang maksimal. Kemudian mengenai distribusi majalah, UAPM Inovasi memohon maaf kepada seluruh pembaca karena tidak dapat menerbitkan majalah dengan jumlah yang banyak. Hal ini terkendala oleh dana majalah yang tidak diberikan oleh Bagian Kemahasiswaan. Mereka berdalih, dana penerbitan majalah ini digunakan untuk keperluan acara PIONIR.
Dibalik kendala itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang berperan dalam penerbitan majalah ini. Paling utama kepada para staf redaksi yang tidak melanjutkan dan meninggalkan proses penulisan majalah ini. Sebagai penutup, kami sadar majalah kami jauh dari sempurna. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharap sebagai bahan evaluasi kami.
Salam Setengah Merdeka !
2019 kekerasan seksual limbah popok majalah masyarakat adat Sendi Stigma HIV/Aids Tragedi 65
Last modified: 06 Januari 2021